BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Persalinan merupakan suatu proses alami yang akan berlangsung dengan
sendirinya, tetapi persalinan pada manusia setiap saat terancam penyulit yang
membahayakan ibu maupun janinnya sehingga memerlukan pengawasan, pertolongan
dan pelayanan dengan fasilitas yang memadai. Persalinan dibagi menjadi empat
tahap penting dan kemungkinan penyulit dapat terjadi pada setiap tahap tersebut
( Manuaba, IG, 1999 )
Pada persalinan terjadi perubahan fisik yaitu : ibu akan merasa sakit
pinggang, sakit perut, merasa kurang enak, capai, lesu, tidak nyaman, tidak
bisa tidur nyenyak. Dan perubahan psikis yang terjadi yaitu merasa ketakutan
sehubungan dengan diri sendiri, takut kalau terjadi bahaya terhadap dirinya
pada saat persalinan, takut tidak dapat memenuhi kebutuhan anaknya, takut yang
dihubungkan dengan pengalaman yang sudah lalu, misalnya mengalami kesulitan
pada persalinan yang lalu, ketakutan karena anggapan sendiri bahwa persalinan
itu merupakan hal yang membahayakan (
Ibrahim,C, 1993 )
Ibu merupakan kesatuan dari Bio Psikososial Spiritual maka perlu perhatian
khusus dari bidan yang dalam menyiapkan fisik dan mental guna meningkatkan
serta mencegah komplikasi lebih lanjut. Bidan merupakan salah satu tenaga dari
team pelayanan kesehatan yang keberadaannya paling dakat dengan ibu yang
mempunyai peran penting dalam mengatasi masalah melalui asuhan kebidanan. Dalam
melaksanan asuhan kebidanan bidan dituntut memiliki wawasan yang luas, trampil
dan sikap profesional, karena tindakan yang kurang tepat sedikit saja dapat
menimbulkan komplikasi. Oleh karenanya diharapkan semua persalinan yang dialami
ibu dapat berjalan normal dan terjamin pula keselamatan baik ibu dan bayinya.
Dalam hal ini Penulis mencoba melakukan study kasus pada Ny. A G1PoA0 umur 28 tahun di BPS Siti
Musa’adah, Beringin, Ngaliyan, Semarang.
B. TUJUAN
Tujuan Umum
Mendapatkan gambaran secara nyata dan mengembangkan pola pikir ilmiah dalam
memberikan asuhan kebidanan pada kasus persalinan normal sesuai standart Asuhan
Persalinan Normal ( APN ) melalui penerapan manajemen kebidanan
Tujuan
Khusus
1. Mampu melakukan anamnesa dengan menggunakan
komunikasi yang baik dan benar kepada ibu bersalin, serta menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.
2. Mampu melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang secara
lengkap dengan benar dan tepat pada ibu bersalin.
3. Mampu menganalisa masalah berdasarkan data atau
informasi yang telah diperoleh melalui anamnesa dan pemeriksaan yang dilakukan.
4. Mampu membuat suatu perencanaan tindakan
berdasarkan analisa yang telah ditentukan.
5. Mampu melaksanakan asuhan secara komprehensif sesuai dengan perencanaan
yang telah disusun.
6. Mampu melakukan evaluasi dari prosedur
pemeriksaan yang dilakukan.
7. Mampu membuat pendokumentasian
menggunakan metode SOAP.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI PERSALINAN
1.
Persalinan
adalah suatu proses pengeluaran hasil
konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina atau jalan lahir ke
dunia luar (Prawiroharjo,S, 1999).
2.
Persalinan
adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup
bulan atau hidup cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput
janin dari tubuh ibu (UNPAD,1983).
3.
Persalinan
adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18
jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin.
B. PROSES PERSALINAN
Pada proses persalinan
menurut (Mochtar,R, 2001) di bagi 4
kala yaitu :
1).Kala 1 : Kala pembukaan
Waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan lengkap (10 cm). Dalam kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase :
a). Fase laten
·
Dimulai
sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap
·
Pembukaan
kurang dari 4 cm
·
Biasanya
berlangsung kurang dari 8 jam
b). Fase aktif
·
Frekuensi
dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi adekuat / 3 kali atau
lebih dalam 10 menit dan berlangsung
selama 40 detik atau lebih)
·
Serviks membuka
dari 4 ke 10, biasanya
dengan kecepatan 1cm/lebih perjam hingga pembukaan lengkap (10)
·
Terjadi
penurunan bagian terbawah janin
·
Berlangsung
selama 6 jam dan di bagi atas 3 fase, yaitu :
Berdasarkan kurva friedman :
·
Periode
akselerasi, berlangsung selama 2 jam pembukaan menjadi 4cm
·
Periode
dilatasi maksimal, berlangsung selama 2 jam pembukaan berlangsung
cepat dari 4 menjadi 9cm
·
Periode
diselerasi, berlangsung lambat dalam waktu
2 jam pembukaan 9cm menjadi 10cm / lengkap
2). Kala II : Kala pengeluaran janin
Waktu uterus dengan kekuatan his ditambah kekuatan mengejan mendorong janin
hingga keluar.
Pada kala II ini memiliki
ciri khas :
·
His
terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama kira-kira 2-3menit sekali
·
Kepala
janin telah turun masuk ruang panggul dan secara reflektoris menimbulkan rasa
ingin mengejan
·
Tekanan pada
rektum, ibu merasa ingin BAB
·
Anus membuka
Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang, dengan his dan mengejan yang terpimpin kepala akan lahir dan diikuti
seluruh badan janin.
Lama pada kala II ini pada
primi dan multipara berbeda yaitu :
·
Primipara
kala II berlangsung 1,5 jam - 2 jam
·
Multipara
kala II berlangsung 0,5 jam - 1 jam
Pimpinan
persalinan
Ada 2 cara
ibu mengejan pada kala II yaitu menurut dalam letak berbaring, merangkul kedua pahanya dengan kedua lengan sampai
batas siku, kepala diangkat sedikit sehingga dagu mengenai dada, mulut dikatup; dengan sikap seperti diatas, tetapi badan miring kearah dimana punggung
janin berada dan hanya satu kaki yang dirangkul yaitu yang sebelah atas
(JNPKR dan Depkes, 2002)
3). Kala III : Kala uri
Yaitu waktu
pelepasan dan pengeluaran uri (plasenta). Setelah bayi lahir kontraksi rahim berhenti sebentar, uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat dan berisi
plasenta yang menjadi tebal 2 kali
sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul
his pengeluaran dan pelepasan uri, dalam waktu 1 – 5 menit
plasenta terlepas terdorong ke dalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan (brand
androw, seluruh
proses biasanya berlangsung 5 – 30 menit setelah bayi lahir. Dan pada pengeluaran plasenta biasanya disertai dengan pengeluaran darah
kira – kira 100-200cc.
Tanda kala III terdiri dari 2 fase :
1) Fase
pelepasan uri
Mekanisme pelepasan uri
terdiri atas:
a. Schultze
Data ini sebanyak 80 % yang lepas terlebih dahulu di tengah
kemudian terjadi reteroplasenterhematoma yang menolak uri mula – mula di tengah
kemudian seluruhnya, menurut
cara ini perdarahan biasanya tidak ada sebelum uri lahir dan banyak setelah uri
lahir.
b. Dunchan
Lepasnya uri mulai dari pinggirnya, jadi lahir terlebih dahulu dari pinggir (20%)
Darah akan mengalir semua antara selaput ketuban
c. Serempak dari
tengah dan pinggir plasenta
2) Fase
pengeluaran uri
Perasat-perasat untuk mengetahui
lepasnya uri yaitu :
1) Kustner
Meletakkan tangan dengan
tekanan pada / diatas simfisis, tali pusat diregangkan, bila plasenta masuk berarti belum lepas, bila tali
pusat diam dan maju (memanjang) berarti plasenta sudah terlepas.
2) Klien
Sewaktu ada his kita dorong
sedikit rahim, bila tali pusat kembali berarti belum lepas, bila diam/turun
berarti sudah terlepas.
3) Strastman
Tegangkan tali pusat dan
ketuk pada fundus, bila tali pusat bergetar berarti belum lepas, bila tidak bergetar berarti
sudah terlepas.
4) Rahim
menonjol diatas symfisis
5) Tali pusat
bertambah panjang
6) Rahim bundar dan keras
7) Keluar darah secara tiba-tiba
4). Kala IV: Kala pengawasan
Yaitu waktu
setelah bayi lahir dan uri selama 1-2 jam dan waktu dimana untuk mengetahui keadaan ibu terutama terhadap bahaya
perdarahan post partum.
C. MEKANISME PERSALINAN
Mekanisme persalinan
merupakan gerakan-gerakan
janin pada proses persalinan yang meliputi langkah sbb :
a) Turunnya kepala, meliputi :
·
Masuknya
kepala dalam PAP
·
Dimana
sutura sagitalis terdapat ditengah – tengah jalan lahir tepat diantara symfisis
dan promontorium ,disebut synclitismus.Kalau pada synclitismus os.parietal
depan dan belakang sam tingginya jika sutura sagitalis agak kedepan mendekati
symfisis atau agak kebelakang mendekati promontorium disebut Asynclitismus.
·
Jika sutura
sagitalis mendekati symfisis disebut asynclitismus posterior jika sebaliknya
disebut asynclitismus anterior.
b) Fleksi
Fleksi
disebabkan karena anak didorong maju dan sebaliknya mendapat tahanan dari
pinggir PAP serviks, dinding panggul atau dasar panggul.
c) Putaran paksi dalam
Yaitu
putaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian
depan memutar ke depan ke
bawah symfisis.
d) Ekstensi
Setelah
kepala di dasar panggul terjadilah distensi dari kepala hal ini disebabkan
karena lahir pada intu bawah panggul mengarah ke depan dan keatas sehingga kepala harus mengadakan ekstensi untuk melaluinya.
e) Putaran paksi luar
Setelah
kepala lahir maka kepala anak memutar kembali kearah punggung anak torsi pada
leher yang terjadi karena putaran paksi dalam.
f) Ekspulsi
Setelah
kepala melakukan putaran paksi luar sesuai arah punggung dilakukan pengeluaran
anak dengan gerakan biparietal sampai tampak ¼ bahu ke arah anterior dan posterior dan badan bayi keluar dengan sangga susur.
2.4 58 LANGKAH ASUHAN
PERSALINAN NORMAL
1.
Mendengar
dan melihat adanya tanda persalinan kala dua
·
Ibu merasa
ada dorongan kuat untuk meneran
·
Ibu merasa
takanan yang semakin meningkat pada rektum dan vagina
·
Perineum
tampak menonjol
·
Vulva dan
sfingter ani membuka
2. Pastikan
kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk menolong persalinan
dan penatalaksanaan komplikasi ibu dan bayi baru lahir. Untuk asfiksia à tempat yang datar dan keras, 2 kain dan 1 handuk bersih dan kering, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi.
·
Menggelar
kain di atas perut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal bahu bayi
·
Menyiapkan
oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai di dalam partus set
3. Pakai celemek plastik.
4. Melepaskan dan
menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan dengan sabun dan air bersih
mengalir kemudian keringkan tangan dengan handuk yang bersih dan kering.
5. Pakai
sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk periksa dalam.
6. Masukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan tangan yang
memakai sarung tangan DTT atau steril)
dan letakkan di partus set/wadah DTT atau steril (pastikan tidak terjadi
kontaminasi pada alat suntik).
7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari
depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi dengan DTT.
·
Jika
introitus vagina, perineum
atau anus terkontaminasi tinja, bersihkan dengan seksama dari arah depan ke
belakang
·
Buang kapas
atau kasa pembersih (terkontaminasi) dalam wadah yang tersedia
·
Ganti
sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi, lepaskan dan rendam larutan
klorin 0,5 %)
8. Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap.
·
Bila
selaput ketuban belum pecah dan pembukaan sudah lengkap maka lakukan amniotomi.
9. Dekontaminasi
sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan
ke dalam larutan klorin 0,5%, kemudian lepaskan dan rendam dalam keadaan
terbalik dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit. Cuci kedua tangan setelah sarung tangan dilepaskan.
10. Periksa DJJ
setelah kontraksi/saat relaksasi uterus untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120 – 160x/menit).
·
Mengambil
tindakan yang sesuai jika DJJ tidak
normal
·
Mendokumentasikan
hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ, dan semua hasil-hasil penilaian serta
asuhan lainnya pada partograf
11. Beritahu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik dan
bantu ibu menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginannya.
·
Tunggu
hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan pemantauan kondisi dan kenyamanan
ibu dan janin (ikuti pedoman penatalaksanaan fase aktif)
·
Jelaskan
pada anggota keluarga tentang bagaimana peran mereka untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu untuk meneran dengan benar
12. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran (bila ada rasa
ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi setengah
duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman).
13. Laksanakan bimbingan meneran saat ibu marasa ada dorongan kuat
untuk meneran.
·
Bimbing ibu
agar dapat meneran secara baik dan efektif
·
Dukung dan
beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara meneran apabila caranya tidak
sesuai
·
Bantu ibu
mengambil posisi nyaman sesuai
pilihannya (kecuali posisi berbaring
terlentang dalam waktu yang lama)
·
Anjurkan
ibu untuk beristirahat diantara kontraksi
·
Anjurkan
keluarga memberi dukungan dan
semangat untuk ibu
·
Berikan
cukup asupan cairan per oral (minum)
·
Menilai DJJ
setiap kontraksi uterus selesai
·
Segera
rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah 120 menit (2 jam) meneran (primigravida) atau 60 menit (1 jam) meneran (multigravida)
14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang
nyaman jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.
15. Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi di perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan
diameter 5-6 cm).
16. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong.
17. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan
bahan.
18. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva
maka lindungi perineum dengan tangan yang dilapisi dnegan kain bersih dan
kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk meneran perlahan atau
bernafas cepat dan dangkal.
20. Seka dengan lembut muka, mulut, dan hidung bayi dengan kasa/kain
bersih.
21. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan
yang sesuai jika hal itu terjadi dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi.
·
Jika tali
pusat melilit leher secara longgar,
lepaskan lewat bagian atas kepala bayi
·
Jika tali
pusat melilit leher secara kuat, klem
tali pusat di dua tempat dan potong diantara dua klem tersebut
22. Tunggu
kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.
23. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara
biparetal. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakkan
kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis
dan kemudian gerakan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
24. Setelah
kedua bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perineum ibu untuk menyanggah
kepala, lengan dan
siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas
untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas.
25. Seteleh tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut
ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukkan
telunjuk diantara mata kaki dan pegang masing-masing mata kaki ibu jari dan
jari-jari lainnya).
26. Penilaian segera bayi baru lahir.
27. Keringkan tubuh bayi, bungkus kepala dan badan bayi kecuali bagian
tali pusat.
28. Jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3cm dari pusat bayi. Mendorong
isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2cm
distal dari klem pertama.
29. Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit dan lakukan pengguntingan (lindungi perut bayi) tali
pusat diantara 2 klem tersebut.
30. Ganti handuk yang basah dengan handuk/kain baru yang bersih dan
kering, selimuti dan tutup kepala bayi dan biarkan tali pusat terbuka. Tali
pusat tidak perlu ditutup dengan kassa atau diberi yodium tapi dapat dioles
dengan antiseptik.
·
Jika bayi
mangalami kesulitan bernafas, lihat penatalaksanaan asfiksia
31. Berikan bayi kepada ibunya
dan anjurkan ibu untuk memeluk bayinya dan untuk memulai pemberian ASI.
32. Letakkan kain bersih dan kering pada perut ibu, periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus
(hamil tunggal).
33. Beritahu ibu bahwa ia
akan disuntik agar uterus
berkontraksi baik.
34. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit
IM di 1/3 paha atas bagian distal
lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).
35. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
36. Letakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas
simpisis untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.
37. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil tangan yang lain
mendorong uterus ke arah belakang-atas (dorsokranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversio uteri). Jika plasenta tidak lahir
setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur di atas.
·
Jika uterus
tidak segera berkontraksi minta ibu,
suami datau anggota keluarga untuk melakukan stimulasi puting susu
38. Lakukan penegangan dan dorongan dorso kranial hingga plasenta
terlepas. Minta ibu meneran sambil
penolong menarik tali pusat
dengan arah sejajar lantai dan kemudian
ke arah atas mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorsokranial).
39. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga
selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada tempat
yang telah disediakan.
·
Jika
selaput ketuban robek, pakai serung tangan DTT atau steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput
kemudian gunakan jari-jari tangan atau klem DTT atau steril untuk mengeluarkan
bagian selaput yang tertinggal.
40. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase dengan gerakan
melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras)
·
Lakukan
tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi setelah 15 detik
masase.
41. Periksa kedua sisi plasenta baik bagian meternal maupun fetal dan
pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkan palsenta ke dalam kantung
plastik atau tempat khusus.
42. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Lakukan
panjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.
43. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam.
44. Celupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke dalam larutan
klorin 0,5 %, bilas kedua tangan tersebut dengan air DTT
dan keringkan dengan kain yang bersih dan kering.
45. Selimuti bayi dan tutupi
bagian kepalanya dengan handuk atau kain bersih dan kering.
46. Minta ibu memulai pemberian ASI secara dini (30-60 menit setelah bayi lahir).
47. Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam.
·
2-3 kali
dalam 15 menit pertama pascapersalinan
·
Setiap 15
menit pada 1 jam pertama pascapersalinan
·
Setiap
20-30 menit pada jam kedua pascapersalinan
·
Jika uterus
tidak berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan yang sesuai untuk penatalaksanaan atonia
uteri
48. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.
49. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
50. Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15menit selama
1jam pertama pascapersalinan
dan setiap 30menit selama jam kedua pascapersalinan.
·
Memeriksa
temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama dua jam pertama pascapersalinan
·
Melakukan
tindakan ynag sesuai untuk temuan yang tidak normal.
51. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5 % untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan
setelah didekontaminasi.
52. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai.
53. Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Bersihkan sisa cairan
ketuban, lendir, dan darah. Bantu ibu
memakai pakaian bersih dan kering.
54. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan
keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan yang diinginkannya.
55. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5 %.
56. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5 %,
balikkan bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin 0,5 % selama 10menit.
57. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.
58. Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda vital dan asuhan kala IV dan lakukan penimbangan bayi,
beri tetes mata profilaksis dan vitamin K 0,
ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN
NORMAL
TERHADAP Ny. “S” DI RUANGAN BERSALIN
RUMAH SAKIT ACEH TAMIANG
TAHUN 2013
I. PENGUMPULAN DATA DASAR
Tanggal : 13-02-2013 Jam : 02.00 WIB
A. 1. Identifikasi Klien
Nama
:
Ny.S Nama Suami : Tn.T
Umur
: 24 tahun
Umur
: 28 tahun
Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia Suku/Bangsa :
Jawa
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Pendidikan
:
SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan
:
IRT
Pekerjaan
: PETANI
Alamat
: Kampung Jawa Alamat :KampungJawa Sungai
Liput Sungai Liput
2. Keluhan Utama
Ibu mengeluh ingin melahirkan dan nyeri perut
bagian bawah dari vagina keluar lendir
berwarna kecoklatan, bercampur sedikit darah, ibu mulas-mulas dan nyeri perut
yang menjalar kepinggang sejak tanggal 13 febuary 2013
3. Keluhan sejak
kunjungan terakhir
Ibu berkunjung 8 hari yang lalu dan tidak mengalam i keluhan yang berat dan kehamilannya normal
4. Tanda-tanda
persalinan
Ibu datang pada pukul 14.39 WIB dengan his (+) yang frekuensinya 2-3 kali dalam 10
menit dengan lama 20 detik dengan kekuatan sedang
5.
Pengeluaran pervaginam
Lendir kecoklatan bercampur sedikit darah dan tidak
ada air ketuban yang keluar
6.
Masalah-masalah khusus
Ibu tidak mengalami kelainan lain yang beresiko yang
mempengaruhi riwayat persalinannya dan kondisi umum ibu baik
7. Riwayat kehamilan
sekarang
HPHT : 12-5-2012
TP : 13-02-2013
Ibu haid sebelumnya teratur, lamanya 7 hari, banyaknya
2-3 ganti doek, dengan siklus 28 hari. ANC dilakukan secara teratur 1 bulan
sekali sampai umur kehamilan 9 bulan di bidan . Selama hamil ibu tidak
mengalami keluhan berat.
8. Riwayat imunisasi
Selama hamil ibu imunisasi TT 2 kali
TT I
: pada usia kehamilan 5 bulan dibidan
TT II
: pada usia kehamilan 6 bulan dibidan
9. Pergerakan janin
dalam 24 jam terakhir
Ibu merasakan sebelum mulas dirasakan gerakan janin
sangat kuat, setelah mulas timbul, ibu merasakan gerakan janin kuat sebanyak
6-7 kali.
10. Makan minum terakhir
Sebelum mulas, ibu makan minum biasa, tetapi setelah mulas timbul rasa
malas makan, tetapi ibu banyak minum air putih
11. Pola eliminasi
a. Buang air besar
terakhir
Hari ini ibu sudah BAB, ibu biasa BAB 1 x/hari, pada
pagi hari, tidak ada keluhan
b. Buang Air Kecil
terakhir : ibu BAK lebih sering
B. Pemeriksaan
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum
ibu : baik
b. Kesadaran
: Composmentis
c. Tanda vital
TD
: 110/60 mmHg
RR
: 20 x/m
Pols
: 78 x/m
Temp
: 360 C
d. Tinggi
badan : 155
cm
e. Berat badan :
54
BB sebelum hamil : 48 kg
BB sesudah hamil :
56 kg
Kenaikan BB
selama hamil : 8 kg
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
:
tidak ada benjolan dan lesi
b. Rambut
:
Bersih dan terawat
c. Muka
:
simetris, keadaan bersih
d. Mata
: baik
e. Hidung
:
baik
f. Mulut dan gigi
: bersih dan harum
g. Telinga : Pendengaran
baik
h. Leher
1) Kelenjar
tiroid
: tidak ada
2) Vena
jugularis
: tidak ada
3) Kelenjar getah bening : tidak ada
i.
Dada
: simetris
kanan kiri, gerakan dada seirama,
j. Payudara
: puting susu menonjol,
pengeluaran kolostrum sudah ada
k. Punggung dan
pinggang : tidak ada nyeri pinggang
l.
Ekstremitas atas dan bawah
1) Jari-jari
: lengkap
2) Oedema tangan, kaki : tidak ada
3) Kekakuan otot dan sendi : tidak ada
4) Kemerahan
: tidak ada
5) Varises
: tidak ada
6) Refleks
: baik
7) Fungsi ekstremitas
:
baik
m. Abdomen
:
1) Inpeksi
a) Bekas luka
:
tidak ada
b) Konsistensi
: keras
c) Pembesaran
: sesuai
usia kehamilan
d) Benjolan
: tidak
ada
e) Pembesaran liver
:
tidak ada
f) Kandung
kemih :
kosong
Keadaan
vesika urinaria : kosong
2) Palpasi
a) Leopold
I : 3 jari
di bawah px
b) Leopold
II
: Puka
c) Leopold
III
: kepala
d) Leopold
IV
: sudah masuk PAP
e)
TBJ 3) Auskultasi
Denyut
jantung janin : ada
DJJ
: 150 x/menit
n. Genetalia
1) Inpeksi 2)
Pengeluaran pervaginam :
normal
o. Rektum Hemoroid
:
tidak ada
3.
Pemeriksaan dalam
Pemeriksaan dalam atas indikasi pemantauan
persalinanan Pukul 17:00 WIB keadaan perineum elastis, serviks tebal dan
lembut, pembukaan 3 cm, ketuban (+) persentasi janin kepala, penurunan bagian terendah 4/5,
his timbul 2x dalam 10 menit lamanya 20, kepala di hodge II
II. INTERPRETASI
DATA DASAR
1. Diagnosa
G1P0A0
hamil 38-40 minggu, janin tunggal, hidup, intrauterin, presentasi kepala, puka,
inpartu kala I fase laten
Dasar :
DS
: a. Ibu mengatakan anak pertama
b. Ibu mengatakan mulas dan nyeri perut dibagian bawah serta
mengeluarkan lendir kecoklatan bercampur sedikit darah
DO
: a. TP : 13-02-2013
b. Pada pemeriksaan dalam pukul 15.39 WIB didapat
pembukaan 3 cm, serviks tebal dan lembut, ketuban
positif, kepala di hodge II, his 2 dalam 10 menit lamanya 20 detik pengeluaran
blood slym
2. Masalah: nyeri pinggang
DS : Ibu terlihat gelisah dan kesakitan
DO : His timbul 2 dalam 10 menit, lamanya 20 detik
3. Kebutuhan : penyuluhan
a.
Informasi tentang keadaan ibu
b.
bagaimana cara mengurangi rasa nyeri
c.
Persiapan menghadapi persalinan
d.
Pemantauan kemajuan persalinan
e.
Menganjurkan suami atau keluarga untuk mendampingi
selama persalinan
f.
Pemberian asupan nutrisi
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN
MASALAH POTENSIAL YANG BERHUBUNGAN
Potensial terjadinya partus lama
Dasar
: 1 . Ibu inpartu kala I awal
2 . Ibu hamil anak pertama
IV.
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN SEGERA / KOLABORASI
Tidak ada
V. RENCANA MANAJEMEN
1. Beritahu ibu
dan keluarga tentang hasil pemeriksaan
·
Jelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini
·
Jelaskan kondisinya saat ini
·
Jelaskan tentang kemajuan persalinan
2. Persiapan
ruangan untuk persalinan
3. Persiapkan
perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obatan yang dibutuhkan
4. Persiapan
rujukan
5. Dukung dan
anjurkan suami atau keluarga untuk mendampingi ibu
6. Anjurkan ibu
untuk mencoba posisi yang nyaman selama persalinan
7. Anjurkan ibu
supaya tetap mendapat asupan nutrisi selama persalinan
8. Anjurkan ibu
untuk mengosongkan kandung kemihnya
9. Jelaskan manfaat
meneran efektif dan ajarkan serta pimpin ibu meneran yang baik dan efektif
10. Jaga
lingkungan tetap bersih untuk pencegahan infeksi
11. Yakinkan ibu
bahwa persalinan akan lancar
12. Lakukan
pengawasan kala II / observasi dengan partograf
VI.
IMPLEMENTASI LANGSUNG
1. Memberitahukan pada ibu dan keluarga
tentang hasil pemeriksaan, bahwa;
·
Kondisi ibu saat ini telah memasuki proses persalinan
dengan ada tanda-tanda persalinan yaitu mulas-mulas pada perut bagian bawah
keluar lendir berwarna kecoklatan bercampur sedikit darah
·
Kondisi bayinya sehat dengan posisi normal dan DJJ 134
x/menit
·
Proses persalinannya telah memasuki 3-4 cm
2. Menyiapkan ruangan untuk persalinan
3. Menyiapkan perlengkapan persalinan
·
Menyipakan alat persalinan : partus set, heating set,
radian warner
·
Menyiapkan alat resusitasi
·
Menyiapkan pakaian bayi
·
Menyiapkan alat penanganan syok dan
perdarahan
4. Mempersiakan
rujukan jika terjadi penyulit dalam persalinan
5. Mendukung
dan menganjurkan suami dan keluarga untuk mendampingi ibu
6. Menganjurkan
ibu untuk mencoba posisi yang nyaman selama persalinan
7.
Menganjurkan ibu supaya tetap mendapat asupan nutrisi selama persalinan dengan makan dan minum
8. Menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung
kemih
9.
Menjelaskan manfaat meneran efektif pada ibu yaitu apabila ibu meneran dengan
baik, dapat membantu mempercepat penurunan kepala dan pengeluaran bayi
b.
Mengajarkan dan memimpin ibu cara mengejan yang baik dan efektif yaitu mengejan
yang dilakukan pada saat his dan bila telah memasuki kala II persalinan
sehingga diagfragma berfungsi lebih baik, badan ibu dilengkungkan dan dengan
dagu di dada, kaki ditarik kearah badan sehingga lengkungan badan dapat
membantu mendorong janin.
10. Menjaga lingkungan tetap bersih untuk
pencegahan infeksi
11. Meyakinkan ibu bahwa persalinan akan lancar
12 Melakukan pengawasan kala II dengan partograf
BAB V
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1.
Bahwa dalam
menegakkan diagnosa yang tepat maka haruslah dilakukan pengkajian pad ibu yang
akan brsalin secara menyeluruh yang meliputi anamnesa, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan dalam dan pemeriksaan laboratorium.
2.
Dalam
memberikan asuhan kebidanan pada proses bersalin penolong (bidan) harus memahami kondisi psikologi ibu
dan langkah pada memberikan pertolongan dengan harapan persalinan berlangsung
aman, nyaman, dan bersih tanpa adanya komplikasi yang mungkin terjadi.
3.
Bahwa psikoogi
ibu dalam bersalin juga perlu diperhatikan yaitu dengan mengikutsertakan orang
terdekat sehingga ibu mendapat
support selama persalinan, karena dengan psikologi ibu yang baik juga
berpegaruh baik dengan proses persalinan
B.
SARAN
1. Untuk Bidan
Dalam menolong
persalinan agar berpedoman
pada 58 langkah asuhan persalinan normal serta tidak mengabaikan aseptik dan
antiseptik dalam penanganannya lebih memperhatikan kebutuhan klien baik fisik
dan mental yaitu dengan melakukan pengkajian menyeluruh sehinga dapat
memberikan asuhan kebidanan yang komprehensif.
2. Untuk Keluarga
Hendaknya
selalu memberikan dorongan dan semangat kepada ibu, dan selalu membantu ibu
dalam proses
persalianan dan memenuhi kebutuhannya.
sangat membantu :) terimakasih
BalasHapusada yng lengkap g tentang inc teoritis nya, daftar pustaka nya juga
BalasHapus